Kamis, 17 April 2014

Pengaruh Bisnis Retail Terhadap Pendapatan Daerah dan Nasional



Pengaruh Bisnis Retail Terhadap Pendapatan Derah dan Nasional











Disusun Oleh :
Nama                   : Esther Marietha
NPM                    : 29213817
Kelas                   : 1EB18





Daftar Isi
Cover…………………………………………………………………………………………… 1
Daftar Isi....................................................................................................................................... 2
Bab 1 Pendahuluan....................................................................................................................... 3
1.1  Latar Belakang................................................................................................................. 3
1.2  Rumusan Masalah............................................................................................................ 4
1.3  Tujuan........................................................................................................................... .. 4
Bab 2 Pembahasan........................................................................................................................ 5
Daftar Pustaka........................................................................................................................... .. 11


















BAB 1
PENDAHULUAN
1.1            Latar Belakang
            Retail berasal dari bahasa Inggris dan sering disebut pula ritel yang berarti eceran. Ritel adalah salah satu cara pemasaran produk meliputi semua aktivitas yang melibatkan penjualan barang secara langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis. Seseorang ataupun sebuah organisasi yang menjalankan bisnis ritel disebut sebagai pengecer atau retailer.
             Pengertian Retailing adalah semua aktivitas yang mengikut sertakan pemasaran barang dan jasa secara langsung kepada pelanggan. Retailing merupakan tahapan terakhir dalam suatu distribusi, yang akan memebentuk bisnis dan orang-orang yang terlibat dalam suatu pergerakan fisik dan transfer kepemilikan barang atau jasa dari produsen kepada konsumen.
            Dalam suatu channel distribusi retailing memerankan sebuah peranan penting seagai penengah antara produsen, agen, dan para supplier serta para konsumen. Retailer mengumpulkan berbagai jenis barang dan jasa dari berbagai sumber,produsen ataupun supplier dan menawarkannya kepada konsumen.
            Industri ritel terus berubah seiring dengan perubahan teknologi, perkembangan dunia usaha, dan tentunya kebutuhan konsumen. Agar berhasil dalam pasar ritel yang kompetitif, retailer harus dapat menawarkan produk yang tepat, dengan harga yang tepat, pada tempat yang tepat, dan waktu yang tepat. Oleh karena itu, pemahaman retailer tehadap karakteristik target pasar atau konsumen yang akan dilayani merupakan hal yang sangat penting.
            Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap bisnis ritel adalah 4P yaitu Place,Price,Product dan Promotion. Dengan menitikberatkan perhatian yang berbeda-beda pada keempat variabel tersebut karena bergantung kepada pembuat keputusan pemasarannya untuk menyesuaikan dengan lingkungan yang cenderung berubah-ubah yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan mencapai tujuan perusahaan, dimana konsep tersebut berlaku bagi bisnis retail dengan penekanan pada faktor yang berlainan. Oleh karena itu sebelum memulai bisnis ini hendaknya kita harus sudah memahaminya dengan benar untuk memperkecil resiko kerugian.
Pengeritan pendapatan asli daerah menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 yaitu sumber keuangan daerah yang digali dari wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.


1.2             Rumusan Masalah
1.2.1        Bagaimana sejarah bisnis retail dan perkembangan bisnis retail di Indonesia?
1.2.2        Apa yang dimaksud dengan pendapatan daerah?
1.2.3        Apa yang dimaksud dengan pendapatan nasional?
1.2.4        Pengaruh bisnis ritel terhadap pendapatan daerah Jawa Barat dan pendapatan nasional?



1.3   Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan bisnis retail serta pengaruh bisnis retail terhadap pendapatan  daerah maupun nasional.

























BAB 2
PEMBAHASAN
Enam tahun yang lalu merebak trend bisnis retail yang menjamur hingga saat ini, yang dimulai dari minimart yang menjual barang kebutuhan sehari, yang dapat kita temukan disekitar daerah rumah atau kantor kita. Sehingga pernah kita mendengar perperangan retail terbesar di Indonesia. Semua dimulai dari perkembangan teknologi informasi dan inovasi yang memungkinkan proses pembelian dan penjualan dilakukan dengan alat yang disebut barcode, software penjualan yang canggih dan pelayanan profesional yang terstandarisasi. Perkembangan bisnis retail tentunya tidak hanya akan berakhir sampai disini, seiring waktu berjalan, Peretailan akan terus menerus mengalami inovasi inovasi.
            Munculnya “bisnis retail” seperti mini market, super market, hypermarket dan sebagainya adalah bagian dari modernisasi dari pasar tradisional yang memungkinkan orang dapat berbelanja dengan fasilitas dan kenyaman serta pelayanan yang baik, selain itu harga dari setiap produk yang cukup terjangkau. Perubahan perilaku bisnis tersebut adalah bagian dari pengaruh perilaku pasar yang trend di luar negeri yang kemudian masuk ke Indonesia sejak tahun 1990an, ditandai dengan dibukanya perusahaan retail besar asal negeri sakura Jepang yaitu “SOGO”, sejalan dengan itu mengundang banyak reaksi kritikan, disebabkan Super market ini banyak diminati orang, yang berimplikasi pada persaingan pasar, utamanya pada usaha menengah seperti toko produk barang sejenisnya yang nyaris gulung tikar, bahkan sebagian kalangan menilai berdampak buruk terhadap perekonomian di Indonesia, maka Kemudian dikeluarkannya keputusan presiden No. 99/1998, yang menghapuskan larangan investor asing untuk masuk kedalam “bisnis retail” di Indonesia.

            Berdasarkan Peraturan Pemerintah yang tertuang dalam Keputusan Presiden RI No. 112/th. 2007, didefinisikan bahwa format pasar swalayan terbagi atas tiga kategori yaitu pertama, Minimarket yaitu produk dijualnya hanya kebutuhan rumah tangga, makanan dan termasuk kebutuhan harian, jumlah produknya <5000 item, luas gerainya maksimum 400m2, potensi penjualannya maksimum 200 juta dan area parkirnya terbatas. Kedua, supermarket produk dijualnya adalah kebutuhan rumah tangga, makanan, dan termasuk kebutuhan harian, jumlah produknya 5000-25000 item, luas gerainya 400-5000m2, area parkirnya sedang (memadai), potensi penjualannya 200 juta-10 milliar. Ketiga, hypermarket produk yang dijualnya adalah kebutuhan rumah tangga, makanan dan termasuk kebutuhan harian, textile, fashion, furniture, dan lain-lain, luas gerainya >5000m2, area parkirnya sangat besar, potensi penjualannya >10 milliar.



            Kini di kabupaten atau kota bahkan desa di Indonesia, “bisnis retail” mulai banyak dilirik kalangan pengusaha, sebab memiliki pengaruh positif terhadap jumlah lapangan pekerjaan dan keuntungannya yang menjanjikan, dengan sistem pemasaran format self service, yaitu konsumen membayar di kasir yang telah disediakan. Adanya sentuhan teknologi, yang terintegrasi pada perangkat lunak (software), memudahkan pencatatan dengan menggunakan komputer, baik itu pencatatan aktifitas dan transaksi dari administrator, kasir, kepala gudang dan lain sebagainya, membuat manajemen atau pengelolaannya rapi dan terkontrol serta laporan transaksi dapat di evaluasi setiap bulannya. Dari aspek sosialnya, menciptakan budaya baru dalam berbelanja, yaitu adanya atmosfer berbelanja yang lebih bersih dan nyaman.
Pengertian Pendapatan Daerah
           
            Pendapatan daerah adalah semua penerimaan keuangan suatu daerah, dimana penerimaan keuangan itu bersumber dari potensi-potensi yang ada di daerah tersebut misalnya pajak daerah, retribusi daerah dan lain-lain, serta penerimaan keuangan tersebut diatur oleh peraturan daerah.

Pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode anggaran tertentu (UU.No 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah), pendapatan daerah berasal dari penerimaan dari dana perimbangan pusat dan daerah, juga yang berasal daerah itu sendiri yaitu pendapatan asli daerah serta lain-lain pendapatan yang sah.
Perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah adalah sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan, dan bertanggung jawab dalam rangka pendanaan penyelenggaraan desentralisasi, dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah serta  besaran penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas pembantuan. (UU.No 32 Tahun 2004).
Pengeritan pendapatan asli daerah menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 yaitu sumber keuangan daerah yang digali dari wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Menurut UU No 33 Tahun 2004 , Sumber Pendapatan Daerah terdiri dari ;
1. Pendapatan Asli Daerah
2. Dana Perimbangan
3. Lain-lain penerimaan yang syah.
Pembangunan Daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, maka dalam hal ini sudah tentu memerlukan dana untuk membiayai pembangunan. Untuk mewujudkan kemandirian daerah dalam pembangunan dan mengurus rumah tangganya sendiri, maka Pemerintah Daerah diberi kesempatan untuk menggali sumber-sumber keuangan yang ada di daerah. Untuk itu Pemerintah Pusat memberikan wewenang kepada Pemerintah daerah (Desentralisasi). Sejalan dengan desentralisasi tersebut, aspek pembiayaannya juga ikut terdesentralisasi. Implikasinya, daerah dituntut untuk dapat membiayai sendiri biaya pembangunannya.
Adapun hubungan Pendapatan Daerah dengan beragam variabel fisik dan sosial ekonomi adalah untuk mengidentifikasikan variabel mana yang mempunyai pengaruh terbanyak terhadap penerimaan Pendapatan Daerah diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan, terdiri dari :
a. Pajak daerah
b. Retribusi daerah
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.
d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah




Pengertian Pendapatan Nasional

            Setiap kegiatan ekonomi dalam suatu negara pasti berkaitan pendapatan
nasional. Tingkat perkembangan ekonomi suatu negara juga dapat dilihat dari pendapatan
nasionalnya
.
            Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun.
           
            Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.
            Selain bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu periode, perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional. Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara industri, pertanian, atau negara jasa. Contohnya, berdasarkan pehitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara pertanian atau agraris, Jepang merupakan negara industri, Singapura termasuk negara yang unggul di sektor jasa, dan sebagainya.
            Disamping itu, data pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.
Setiap negara memiliki suatu sistem perhitungan pendapatan nasional. Sistem tersebut
merupakan suatu cara mengumpulkan informasi perhitungan terhadap hal-hal sebagai berikut.
a. Nilai berbagai ibarang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara
b. Nilai berbagai jenis pengeluaran atas produk nasional
c. Jumlah pendapatan yang diterima oleh berbagai faktor produksi yang digunakan
untuk menciptakan produk nasional tersebut.




Pengaruh bisnis ritel terhadap pendapatan daerah Jawa Barat dan pendapatan nasional

            Munculnya konsep ritel baru seperti hipermarket, supermarket, dan minimarket, yang termasuk ke dalam jenis ritel modern (pasar modern) merupakan peluang pasar baru yang dinilai cukup potensial oleh para pebisnis ritel, namun dilain sisi dapat mengancam keberadaan pasar tradisional yang belum dapat bersaing dengan pasar modern terutama dalam hal manajemen usaha dan permodalan. Dari waktu ke waktu jumlah pasar modern cenderung mengalami pertumbuhan positif sedangkan pasar tradisional cenderung mengalami pertumbuhan negatif. Menurut survei Nielsen dalam Hartati (2006), jumlah pusat perdagangan modern di Indonesia, baik hipermarket, supermarket, minimarket, hingga convenience store, meningkat hampir 7,4% selama periode 2011-2012. Dari total 1.752.437 gerai pada tahun 2011 menjadi 1.881.492 gerai di tahun 2012. Sehingga dapat diperoleh rinciannya untuk pendapatan daerah Jawa Barat sebagai berikut:
No.
Jenis Pendapatan
2011
2012
Target
Realisasi
%
Target
Realisasi
%
I
Pendapatan Asli Daerah







1
Pajak Daerah
17.125.154.000
18.700.941.579
109,20
23.986.000.000
25.354.660.057
105,71

2
Retribusi Daerah
14.741.868.248
14.102.771.763
95,68
18.626.506.322
14.594.369.863
78,35

3
Hasil Perusahaan Milik Daerah & Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
2.824.625.725
2.412.196.979
85,40
2.516.341.948
2.002.784.654
79,59

4
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
7.170.195.659
7.695.024.790
107,32
47.764.224.399
44.779.781.265
93,75


Jumlah
41.861.843.632
42.910.935.111
102,51
92.893.072.669
86.731.595.839
93,37








II
Dana Perimbangan







1
Bagi Hasil Pajak
47.019.109.606
48.025.181.765
102,14
47.519.109.606
44.456.559.746
93,56

2
Bagi Hasil Bukan Pajak
16.988.364.346
23.162.285.723
136,34
18.050.566.255
15.699.877.391
86,98

3
Dana Alokasi Umum
722.130.954.000
722.130.954.000
100,00
892.633.054.000
892.633.054.000
100,00

4
Dana Alokasi Khusus
69.418.900.000
69.418.900.000
100,00
68.155.840.000
51.116.880.000
75,00


Jumlah
855.557.327.952
862.737.321.488
100,84
1.026.358.569.861
1.003.906.371.137
97,81









III.
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah







1
Pendapatan Hibah
10.950.000.000
10.950.000.000
100,00




2
Bagi Hasil Pajak Provinsi
28.943.636.261
29.058.996.364
100,40
41.941.985.025
27.088.370.930
64,59

3
Dana Penyesuaian dan Otonomi Daerah
175.269.063.080
168.940.068.400
96,39
147.605.926.000
147.605.926.000
100,00

4
Bantuan Keuangan dari Propinsi
105.134.177.000
99.090.141.500
94,25
142.309.513.860
88.512.902.300
62,20


Jumlah
320.296.876.341
308.039.206.264
96,17
331.857.424.885
263.207.199.230
79,31







Jumlah Pendapatan Daerah
1.217.716.047.925
1.213.687.462.863
99,67
1.451.109.067.415
1.353.845.166.206
93,30

Permintaan produk kebutuhan sehari-hari (consumer goods) masih merupakan permintaan utama. Produk bahan makanan (groceries) mendominasi sekitar 67% komposisi penjualan barang perdagangan ritel. Sementara untuk produk non-pangan, penjualan pakaian dan sepatu memberikan kontribusi sebesar 30% barang perdagangan ritel, diikuti penjualan barang-barang elektronik sebesar 12%, dan penjualan produk kesehatan dan kecantikan sebesar 11%. Potensi pengembangan pasar ritel modern di Indonesia masih relatif besar terhadap jumlah populasi penduduk. Jumlah toko ritel modern per satu juta penduduk Indonesia saat ini sekitar 52, lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga lainnya seperti Malaysia 156 toko, Thailand 124 toko, Singapura 281 toko, dan China 74 toko. Jumlah toko ritel modern di Indonesia hanya menempati porsi yang sangat kecil (0,7%) dibandingkan dengan jumlah toko tradisional per satu juta penduduk Indonesia yang mencapai 7.937 toko.
Format minimarket mengalami pertumbuhan tertinggi, baik dilihat dari sisi jumlah gerai toko maupun pangsa perdagangan ritel penjualan produk fast moving consumer goods (FMCG). Jumlah minimarket di Indonesia pada tahun 2011 mencapai 10.607 toko dengan pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 17,3%, tertinggi dibandingkan format ritel modern lainnya, disusul hypermarket dengan pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 16,9%. Sementara itu, pangsa perdagangan ritel minimarket untuk penjualan produk FMCG meningkat cukup signifikan dibandingkan format lainnya, yaitu dari sebesar 5% di tahun 2011 menjadi 16% di tahun 2012.
PT Matahari Putra Prima Tbk (MPP) telah mengambil langkah inisiatif strategis untuk mengkaji dan menganalisa kegiatan bisnisnya secara keseluruhan, terkait dengan rencana perusahaan mengembangkan kompetensi inti dalam bisnis hypermarket-nya. Sebagai pelopor compact hypermarket di Indonesia dengan model bisnis yang telah teruji, akan terus berfokus kepada bisnis ritel makanan, melalui fase ekspansi Hypermart ke semua daerah di Indonesia. Selain itu, streamline semua bisnis non-inti lainnya/bisnis non-hypermarket, guna memastikan bahwa semua sumber daya MPP dioptimalkan 100%, untuk mendorong pertumbuhan bisnis Hypermart. Indonesia merupakan negara berpotensi besar dan memiliki pertumbuhan pasar yang paling menarik secara global diantara negara berkembang lainnya. Negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dengan segmen kelas menengah yang meningkat, ekonomi yang ditopang oleh basis konsumen yang kuat, daya beli yang terus meningkat dan menghasilkan pertumbuhan ekonomi tahunan yang kokoh. Sampai saat ini, ekonomi berbasis konsumen yang kuat ini telah mendorong pertumbuhan PDB negara dan diprediksikan akan terus tumbuh rata-rata 5,6% per tahun sampai dengan tahun 2014, sedangkan PDB perkapita diperkirakan akan tumbuh sebesar 11,3% sampai dengan tahun 2014 dan akan melampaui batas US$ 3.000 di tahun 2012.
Pertumbuhan daerah-daerah di Indonesia juga berlangsung pesat akhir-akhir ini, baik dari sektor ekonomi, pariwisata maupun pendidikan. Dimana setiap daerah berkembang dengan potensinya masing-masing. Pertumbuhan pariwisata dan meningkatnya populasi ekspartriat, menyebabkan peningkatan jumlah impor. Riteler besar seperti Carrefour Indonesia, Matahari Putra Prima Tbk, dan Hero Supermarket berhasil meningkatkan penjualan merek, melalui penjualan produk-produk private label, penawaran promosi yang menarik, dan ekspansi ke daerah-daerah dan pasar yang belum jenuh.
Pada tahun 2011 industri hipermarket di Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memperkirakan, total belanja ritel modern tahun ini bakal mencapai Rp 100 trilyun. Sebanyak Rp 65 triliun merupakan belanja makanan dan sisanya non-makanan. Dari jumlah belanja makanan ini, hipermarket mengambil porsi 35 persen, minimarket 35 persen dan supermarket 30 persen. Makanan yang merupakan kebutuhan pokok manusia, mengharuskan kita mau tidak mau untuk berbelanja makanan dan minuman setiap harinya. Hal inilah yang menyebabkan mengapa mini market dan hypermarket pertumbuhannya sangat pesat.
Pertumbuhan gerai ritel makanan di hypermarket rata rata 30% per tahun dan supermarket 7% per tahun dan convenience store/mini market sekitar 15%. Pada tahun 2003, penjualan sektor ritel modern makanan dikuasai oleh supermarket 60%, hypermarket 20% dan sisanya 20% oleh convenience store/mini market.





DAFTAR PUSTAKA
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ipem4425/PendapatanAsliDaerah.htm
http://wardayadi.wordpress.com/materi-ajar/kelas-x/pendapatan-nasional-2/


1 komentar:

  1. Bolavita adalah situs agen judi online yang menyediakan berbagai jenis permainan taruhan online yang cukup lengkap antara lain adalah sabung ayam live, casino live, poker online, tembak ikan, togel online, bola tangkas, slot, ding-dong, taruhan bola, basket dan masih banyak lainnya....

    Bolavita Agen Judi Online Menyediakan berbagai layanan transaksi seperti :
    judi online ovo
    judi online dana
    judi online Linkaja
    judi online deposit rekening

    Tersedia Bonus :

    • Bonus Deposit Pertama 10%
    • Bonus Cashback 5% s/d 10% Setiap Minggu
    • Bonus Referral 7% + 2% (seumur hidup)
    • Bonus Potongan Togel 30% s/d 66%
    • Bonus Rollingan Casino 0.5% + 0.7%
    • Bonus 100% ( Khusus Sabung Ayam Live & Sexy Baccarat )

    Link pendaftar : http://159.89.197.59/register/
    Layanan 24 Jam : http://bit.ly/kontakonline24jam

    BalasHapus